Minggu, 31 Oktober 2010

Kesehatan Jasmani


Olah Raga Teratur Tingkatkan Kesehatan Jasmani Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS

NOVEMBER 15TH, 2009 BY EVELYN

Olahraga atau latihan fisik pada dasarnya adalah suatu upaya sistematis untuk meningkatkan kemampuan fisik dan berguna sebagai upaya untuk pengembangan prestasi fisik, juga untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Dalam kaitannya dengan kesehatan orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS, olah raga tetap harus dilakukan. Olah raga dan makanan yang bergizi akan banyak membantu Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS. Olah raga yang teratur dan baik dapat meningkatkan kesehatan jasmani Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS. Karenanya Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS sangat dianjurkan untuk berolahraga saat dirinya masih sehat. 
Namun dalam olah gerak, bisa menimbulkan dehidrasi, maka Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS dianjurkan untuk minum yang cukup agar kadar cairan dalam tubuh dapat dipertahankan. Namun terlalu banyak berolahraga juga dapat menurunkan berat badan, sehinga perlu gizi yang tepat untuk menyeimbangkannya.
Bila terjadi pendarahan pada saat berolahraga, seorang Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS sebaiknya menghentikan olahraga dan menutup lukanya secara rapat. Untuk olah raga yang tepat, sebaiknya Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS melakukan konsultasi dengan dokter. 
Menurut Dr. Suharto Sp. KO.DPH, latihan yang benar akan memberikan efek latihan yang positif berupa peningkatan kemampuan fisik, baik berbentuk kekuatan otot, ketahanan otot, ketahanan peredaran darah dan pernafasan, kelenturan, balance dan lain sebagainya, yang kesemua membentuk kemampuan fisik/pysical fitness.
Semakin tinggi kemampuan fisik seseorang akan semakin besar kemampuan kerja/produktivitasnya dan semakin tinggi derajat kesehatannya. Dalam konteks ini tersirat adanya ketahanan tubuh dapat ditingkatkan melalui latihan fisik. 
“Ketahanan disini sudah mencakup ketahanan seluler, ketahanan humoral dan ketahanan psikologis,” kata Suharto dalam sebuah diskusi Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS dan Olahraga yang digagas KPAD DKI Jakarta dan Forum Wartawan Kesehatan di Jakarta, Kamis (26/2).
Olah raga, baik orang sehat maupun Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS harus mengikuti ketentuan-ketentuan fisiologis dan menganut serta memperhatikan kaidah latihan (training principle)
Misalnya, latihan harus memperhatikan komponen kesegaran jasmani. Yang dilatih seperti kekuatan, ketahanan, jantung paru, kelenturan, komposisi tubuh dan lain-lain.
Latihan harus dilakukan dengan pemberian beban lebih untuk tiap komponen yang dilatih (overload). Kemudian asupan gizi harus disesuaikan dengan kebutuhan, latihan harus diselingi dengan istirahat yang cukup, dan harus olah raga harus dijaga agar tidak terjadi cedera atau overtraining.
“Latihan fisik bagi Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS dapat memperbaharui sistem imunitas tubuh jika dilakukan dengan benar. Tapi sebaliknya, jika terlalu berlebihan maka akan menurunkan sistem kekebalan tubuhnya,” terang Dr. Suharto
Namun menurut Suharto Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDSharus menghindari olah raga kontak fisik langsung, seperti tinju, bela diri dan sebagainya, yang bisa menimbulkan cedera fisik langsung. 
Dengan olahraga dan latihan yang terprogram, teratur akan didapati peningkatan ketahanan fisik yang meningkat sebagai bagian dari peningkatan efek latihan (training effect).
Olah raga endurance, kata Dr. Suharto, juga sangat baik buat Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS sepanjang proporsinya tidak berlebihan. Endurance adalah olah raga yang mengikutsertakan otot sebanyak mungkin. Karena kumpulan otot banyak berada di bawah (kaki, paha) dan di atas (punggung, dada) maka gerak tubuh yang cocok adalah joging, bersepeda, cross country dan sebagainya.
Pada dasarnya latihan fisik yang dilakukan oleh Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS akan membantu meningkatkan ketahanan humoral dan ketahanan seluler, yang akan membantu memperlambat perubahan status dari HIV positif menjadi AIDS. 
Dr. Suharto mencontohkan, latihan fisik/olahraga pada Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS juga akan meningkatkan prestasi atlet-atlet Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS, karena selama olahraga dilakukan dengan proporsionin/berimbang akan terjadi perbaikan semua parameter fisik dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi juga.
Misalnya, kata Suharto, Magic Johnson yang sampai sekarang masih melakukan latihan fisik/olahraga secara teratur walau sudah diluar kategori sebagai atlet basket ball dunia lagi. Untuk menjaga status Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS lebih lama dia tetap melakukan latihan fisik terprogram.
Sementara Briggitte Lindegaard MD.PHD membuktikan bahwa latihan beban lebih cepat mengurangi lemak daripada latihan endurance/erobik pada 18 tahun Odha.
Massachusetts General Hospital membuktikan bahwa exercise reguler mengurangi gejala metabolic syndrome pada 45% Odha.

Pada klub-klub bersepeda di California ternyata para pengayuh sepeda yang HIV positif merasa hidupnya lebih nyaman karena kemampuan fisiknya membaik setelah berlatih teratur.